Who are “they” and the ending?
Hal inilah yang menjadi pergunjingan dan perdebatan umat manusia yang terlalu gemar menonton ketika sudah keluar dari bioskop. Sudah banyak teori-teori ‘gila’ yang saya baca dan lumayan membuat otak ini berasap, tapi saya menemukan konklusi yang mungkin paling masuk akal untuk dibedah bersama. Selama film ini berjalan, kita diberi tahu oleh para ilmuwan tersebut bahwa worm hole itu adalah hadiah dari “mereka”. Siapa itu “mereka”? Lalu Cooper menyimpulkan ketika dirinya berada di dimensi kelima, bahwa mereka adalah manusia di masa depan yang sudah sangat ‘advanced’ dan menguasai hukum dan ilmu alam semesta sehingga bisa membuat dimensi kelima untuk menolong para leluhurnya alias Cooper.
Hal inilah yang menjadi pergunjingan dan perdebatan umat manusia yang terlalu gemar menonton ketika sudah keluar dari bioskop. Sudah banyak teori-teori ‘gila’ yang saya baca dan lumayan membuat otak ini berasap, tapi saya menemukan konklusi yang mungkin paling masuk akal untuk dibedah bersama. Selama film ini berjalan, kita diberi tahu oleh para ilmuwan tersebut bahwa worm hole itu adalah hadiah dari “mereka”. Siapa itu “mereka”? Lalu Cooper menyimpulkan ketika dirinya berada di dimensi kelima, bahwa mereka adalah manusia di masa depan yang sudah sangat ‘advanced’ dan menguasai hukum dan ilmu alam semesta sehingga bisa membuat dimensi kelima untuk menolong para leluhurnya alias Cooper.
Tapi
kalau Cooper tidak masuk ke black hole dan bumi tidak terselamatkan,
lalu siapakah manusia di masa depan itu? Anda harus berpikir ala
Terminator disini, kalau Kyle Reese tidak dikirim ke masa lalu maka John
Connor tidak akan pernah ada di masa depan. Karena sebenarnya Kyle
Reese itu ayah dari John Connor sendiri. Intinya, manusia masa depan itu
eksis karena Cooper bagaimanapun juga pasti masuk ke black hole dan
mengirim pesan ke Murphy yang masih berumur 10 tahun, hal itu adalah
peristiwa alam yang tak mungkin tak terjadi karena kalau mengingat ke
Hukum Murphy yang terus-terusan disinggung dari awal film, Hukum Murphy
bukanlah sesuatu yang buruk akan terjadi, tapi yang akan terjadi maka
terjadilah. Ini merupakan reaksi berantai yang sudah dipicu oleh Cooper
sejak alam semesta terbentuk. Gampangnya adalah, anomali aneh yang
terjadi di kamar putrinya memang sudah menjadi garisan takdir bahwa
Cooper suatu saat akan kembali lagi kesitu dan memberi tahu putrinya
bahwa kunci dari semua ini adalah pesan Cooper dari dalam dimensi kelima
yang suatu saat akan diterjemahkan oleh putrinya sendiri.
Tapi di ending, bumi tetap tidak terselamatkan dan manusia tinggal di stasiun luar angkasa ala film Elysium,
jadi siapakah manusia masa depan tersebut? Teori ini yang menarik,
karena di ending, Cooper diberitahu oleh Murphy yang sudah tua renta
bahwa Brand masih ada di galaksi lain, lebih tepatnya di planet ketiga,
yaitu Planet Edmunds yang ternyata kita lihat bahwa planet itulah yang
memang bisa jadi planet baru untuk manusia tinggali. Lihat ketika Brand
membuka helmnya, ada oksigen dan permukaan planetnya berbatu dan
bertanah, itu membuktikan bahwa plan A tetap berjalan yaitu rumus
gravitasi dan tetek bengek lainnya berhasil dipecahkan oleh Murphy, tapi
plan B pun ternyata berhasil.
Hal
tersebut mengindikasikan bahwa manusia masa depan yang menciptakan
dimensi kelima dan menolong Cooper dari black hole adalah keturunan dari
manusia di Planet Edmunds, koloni baru yang dimulai oleh Brand.
Bagaimana? Sudah mulai tercerahkan atau sudah mulai makin pusing? Ha-ha.
Intinya jangan berpikir time paradox di Interstellar ini, tapi
lebih pada ke Hukum Murphy yang entah kenapa terus disinggung dari
awal. Yang akan terjadi maka terjadilah, serentetan peristiwa yang
dipicu Cooper memang akan terjadi, bahkan sampai aksinya masuk ke black
hole pun sudah akan diprediksi terjadi. Itulah yang membuat ayah
Cooper—Donald—selalu berkata bahwa Cooper itu lahir terlalu awal 40
tahun, karena mungkin dirinya memang disiapkan untuk peristiwa yang
terjadi di masa yang akan datang, perisitwa dimana perjalanan antar
galaksi sudah menjadi perjalanan yang lumrah dilakukan, dan Cooper
adalah orang yang lahir untuk itu.
Misteri alam semesta memang tidak ada habisnya, setidaknya dengan Interstellar,
kita diajak untuk lebih mengenal alam semesta yang luas ini lewat karya
ambisius Christopher Nolan. Perdebatan pun bukan hal yang aneh, justru
makin mengukuhkan kalau sutradara kelahiran Inggris itu memang senang
membuat film dengan ending yang efeknya bakal diperbincangkan orang
banyak dalam jangka waktu yang cukup lama. Satu hal kalau anda jeli,
ketika adegan Brand terasing di Planet Edmunds, dibelakang dirinya ada
sosok ‘blurry’ yang seperti sedang berdiri dan melakukan sesuatu, apakah
itu CASE? Robot yang menemaninya ke Planet Edmunds ataukah orang lain
yang selamat dari kru Edmunds? Apakah Brand benar-benar sendiri di
planet itu, ataukah koloni memang sudah terbentuk? Ha-ha. Silakan
berdiskusi deh, adios!
NB: Infographic soal timeline di film
Interstellar, cukup mewakili, tapi ada sedikit kesalahan kalau gambar
black hole yang disamping kiri itu bukan black hole melainkan worm hole.
Ingat, worm hole tidak sama dengan black hole, black hole adalah
Gargantua, masih banyak lho orang yang pusing soal perlubangan ini,
he-he.
0 comments:
Post a Comment