kesuksesan film ini hampir saja tak terjadi di Thailand, ada masalah manajemen kontrak aktor Tony Jaa yang menyebabkan film ini hampir tak jadi dirilis di Thailand.
Sahamongkolfilm International, salah satu rumah produksi terbsesar di Thailand mengajukan penundaan rilis film Furious 7 ke pengadilan . Hal ini dilakukan karena aktor Thailand yang bermain dalam film Furious 7, Tony Jaa bersama Universal Pictures dan United International Pictures (distributor film Furious 7) dianggap melakukan pelanggaran kontrak dengan Sahamongkolfilm International. Tony Jaa dianggap masih terikat kontrak penuh dengan Sahamongkol hingga 2023, hal ini membuat semua produsen film yang akan memakai jasa Tony Jaa diharuskan melakukan kerjasama juga dengan Sahamongkol.
Masalah ini menjadi semakin kompleks saat Tony Jaa sendiri merasa tak punya kontrak dengan Sahamongkol. Dilansir dari Variety Jaa menampik jika dirinya mempunyaikatan kontrak dengan Sahamongkol, tetapi di sisi lain Sahamonggkol mengaku sudah memperpanjang kontrak untuk Tony Jaa. Sudah dua tahun terakhir ini Tony Jaa berselisih pendapat dengan Sahamonggkol, hal ini mulai terlihat oleh publik saat Jaa menolak untuk melakukan promosi film Tom Yum Goong 2 yang dia bintangi. Akhirnya film ini tak laku, bahkan tak mampu mencapai pendapatan 2 juta dolar AS (Rp 25 miliar).
Dari pengadilan yang mendapat laporan ini, mereka menyatakan tak akan membuka kasus ini hingga bulan Juni nanti, hal ini berarti jika Universal Pictures menunggu pengadilan film Furious 7 tak akan bisa rilis hingga bulan Juni nanti. Di sisi lain Sahamongkol menyatakan jika mereka membuka kemungkinan untuk bernegosiasi di luar pengadilan. Variety juga melansir jika Sahamongkol meminta kompensasi sebesar 49 juta dolar AS (Rp 636 miliar), jumlah ini merupakan rata-rata dari dana investasi untuk mempromosikan Tony Jaa yang telah dilakukan oleh Sahamongkol dan jumlah kerugian yang diprediksi terjadi di masa depan, ditambah lagi bunga sebesar 7.5 persen.
Untuk Tony Jaa sendiri, masih ada dua film yang akan dirilis tahun ini dengan dia sebagai pemeran, yang pertama adalah film tentang jual beli manusia berjudul Skin Trade, dan Sha Po Lang 2. Jika film ini nantinya akan juga rilis di Thailand, kemungkinan besar juga akan terkena masalah dengan Sahamongkol.
Kabar terbaru telah dilansir The Hollywood Reporter, penundaan film yang harusnya rilis tanggal 1 April ini membuat para penggemar di Thailand menjadi murka. Satu hari setelah pengumuman penundaan rilis ini mereka membuat gerakan melalui Facebook dengan membuat fan page yang menuntut pihak pengadilan untuk membatalkan laporan tersebut.
Akhirnya Senin (30/03) Pengadilan Sipil Bangkok menyatakan jika tuntutan itu tak bisa diterima karena jika film ini tidak dirilis akan ada pihak yang mengalami kerugian besar. Hal ini membuat film Furious 7 tetap rilis di Thailand 1 April kemarin, seperti yang dijadwalkan.
0 comments:
Post a Comment