Kisah petualangan Bilbo Baggins kembali berlanjut dalam film ‘The Hobbit: The Battle of the Five Armies'.
Cerita berlanjut setelah para kurcaci telah berhasil merebut kembali tanah kekuasaan mereka dari tangan Naga Smaug. Kisah petualang Bilbo Baggins (Martin Freeman), Gandalf (Ian McKellen), dan para kurcaci pimpinan Thorin Oakenshield (Richard Armitage) ini memang sangat layak dinantikan bagi penggemar karya-karya Peter Jackson. Setiap detail peperang di film ini pun benar-benar membuat mata hampir tidak lepas dari layar bioskop. He-he.
Butuh waktu setahun setelah cerita ‘The Desolation of Smaug’ berakhir ‘nanggung’. Ya, Smaug (Benedict Cumberbatch) yang bangun dari tidur panjang akhirnya kalah dengan busur yang dilesatkan oleh Bard (Luke Evans). Adegan pertarungan keduanya pun cukup menjadi pembuka yang manis bagi para penggemar karya epik dari J.J.R Tolkien.
Kalau dua film sebelumnya karakter Biblo terasa lebih sentral dan sedikit humoris, tidak demikian di film ketiganya ini. Jackson seolah menitikberatkan pada pertarungan epik khas Lord of The Rings. Pucak pertarungan di kaki gunung Erebor, menjadi klimaks dari kisah petualangan Hobbit. Rasa keserakahan dan keegoisan Thorin menjadi bumbu tersendiri di awal-awal film ini. Pertarungan antara ras manusia, elf, dwarf, dan orc pun semakin tidak bisa dihindari.
Hampir puluhan menit para penonton dipaksa menunggu sebelum perang dimulai. Jika diibarakan sebuah jerawat mungkin tinggal menunggu pecahnya saja. Anyway, hal ini mungkin menjadi sajian tersendiri dari memanjangkan durasi film. Di tengah kebimbangan para kurcaci dari sikap pemimpin mereka, Gandalf sendiri harus berjuang di Dol Gundur guna menjawab teror dari Sauron yang tidak pernah diketahui oleh banyak orang.
Harus diakui, pertarungan di Dol Gundur ini merupakan scene paling ‘keren’ di film trilogi ini. Di sini kita dapat menyaksikan bagaimana Elrond (Hugo Weaving) dan Saruman (Christoper Lee) bahu membahu menyelamatkan Gandalf dan diakhiri oleh mantra dari Galadriel (Cate Blanchett) sebagai finishing touch pertarungan tersebut.
Kembali ke medan pertempuran, obsesi dari Thorin seolah menambah intrik sebelum perang dimulai. Peperangan antara 4 ras tersebut berlangsung cukup lama dan diakhiri oleh duel antara Thorin dengan pemimpin pasukan orc, Azug. Walaupun tidak sekeren Lord of The Rings, namun Jackson tetap menyajikan efek pertarungan yang sayang untuk dilewati bagi para penggemarnya.
Secara keseluruhan film ini tidak terlalu menjawab beberapa hal-hal yang menggantung di dua film sebelumnya, sebut saja bagaimana nasib dari ‘Arkenstone’ yang ada di tangan Bard? Belum lagi nasib para kurcaci setelah kematian Thorin? Apapun itu, yang jelas Jackson berusaha mengakalinya lewat kehadiran Legolas (Orlando Bloom) dan kisah cinta antara Kili (Aidan Turner) dan Tauriel (Evangeline Lilly) menjadi bumbu tersendiri di film berurasi sekitar 144 menit ini.
Untungnya segala kekurangan tersebut dapat diobati dengan ending manis dari petualangan Biblo Bagins. Hematnya, kualitas Martin Freeman memerankan tokoh Bilbo cukup membungkus trilogi The Hobbit. Terlepas dari itu semua, Moviners sangat merekomendasikan film The Hobbit: The Battle of the Five Armies sebagai tontonan wajib bagi Moviners di weekend ini. Skor 4/5 pun nampaknya layak diberikan oleh kami. punya jawaban sendiri? Silakan tonton saja filmnya.
0 comments:
Post a Comment